Sharing Session: Tips dan Trik Atasi Kesehatan Mental bagi Milenial

Dewasa ini, tuntutan jaman yang semakin tinggi membuat seseorang dituntut pula dalam segi fisik maupun mental untuk selalu sehat dalam setiap kegiatan yang dilakukannya, demi mencapai produktivitas yang tinggi. Sayangnya, kemajuan jaman yang begitu pesat tak jarang justru menjadikan seseorang harus beradaptasi lebih keras. Hal inilah yang menyebabkan banyak dari kita saat ini mengalami gangguan jiwa.

Gangguan jiwa bukanlah sebuah penyakit, berbeda dengan sakit jiwa. Oleh karena itu, di Indonesia sendiri, telah disepakati bahwa segala hal yang berhubungan dengan mental, kita sebut dengan gangguan jiwa, karena seseorang yang mengalami gangguan jiwa ini bukan berarti mereka tengah mengalami suatu penyakit, hanyalah adanya gangguan pada system otaknya, oleh karena itu dengan penanganan yang tepat, maka orang dengan gangguan jiwa ini dapat kembali pulih seperti sebelumnya. Gangguan jiwa sendiri memiliki berbagai macam jenisnya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Seseorang tidak mungkin akan terkena gangguan jiwa secara tiba-tiba, oleh karena itu perlu diketahui faktor apa saja yang memungkinkan seseorang terkena gangguan jiwa. Faktor tersebut antara lain, faktor biologis, sosial, dan psikologis. Sadar atau tidak, faktor biologis juga sangat menentutakan, berdasarkan gen seseorang kita dapat mengetahui apakah seseorang berpotensi terkena gangguan jiwa atau tidak, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi dan mood seorang ibu selama ia mengandung. Seribu hari pertama kehamilan adalah hari yang paling rentan. Dari segi sosial pun akan sangat mempengaruhi seseorang, dengan lingkungan yang positif dan dukungan dari sekitarnya, akan sangat membantu seseorang untuk terhindar dari gangguan jiwa ini, begitu pula dengan perkembangan psikologisnya. Seseorang dengan perkembangan psikologis yang baik akan membantu dirinya sendiri untuk dapat bertahan menghadapi segala permasalahan hidup. Meskipun kita telah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan adanya gangguan jiwa, yang perlu diperhatikan adalah kita tidak dapat menilai diri dan menyatakan bahwa kita merupakan seseorang dengan gangguan jiwa. Faktor dan gejala yang ada kiranya bisa kita jadikan sebagai tindakan pencegahan.

Gangguan jiwa sendiri berbagai macam bentuknya, pada kesempatan kali ini ada beberapa gangguan jiwa yang akan dibahas, antara lain depresi, ansietas, bipolar, skizofrenia, dan adiksi. Banyak orang mengatakan depresi adalah bentuk dari perasaan sedih, namun pada kenyataannya depresi merupakan suatu bentuk kelainan di otak yang bisa dirasakan dari fisik dan mental. Di Indonesia sendiri, tingkat depresi cukup tinggi. Kebanyakan orang mengalami depresi karena adanya suatu permasalahan hidup dan juga lingkungan. Ada beberapa gejala yang terlihat dari seseorang yang mengalami depresi, yaitu : kehilangan vitalitas dalam hal menjadi lemas dan capek, kehilangan semangat melakukan hal yang disukai, penurunan daya pikir. Hingga pada akhirnya seseorang terus mempertanyakan tentang eksistensi dirinya selama ia hidup. Perlu diperhatikan lebih lanjut jika gejala-gejala tersebut terjadi selama berulang kali, dalam jangka waktu lama, dan mengganggu kehidupan.  Depresi mampu menjadikan seseorang kehilangan kemampuan untuk beraktifitas dan bekerja. Depresi sebenarnya dapat disembuhkan dengan obat depresi, obat ini akan menyeimbangkan kelainan di otak dan meningkatkan koping di otak. Koping merupakan suatu respon pada diri seseorang dalam menanggapi segala permasalahan yang dihadapi. Secara singkat, koping dalam diri seseorang berbeda-beda, ada yang bersifat imatur dan matur. Seseorang yang imatur biasanya ketika menghadapi persoalan akan memilih untuk diam dan menghindar, hingga pada akhirnya ia akan lebih menyalahkan orang lain. Sedangkan, koping yang baik adalah yang bersifat matur, di mana seseorang akan memilih untuk menghadapi setiap permasalahan yang ada, apapun hasilnya dengan sikap empati dan bahagia. Obat depresi tidak akan mengakibatkan ketergantungan, karena akan dipantau dalam pemakaiannya.

Ansietas merupakan bentuk dari gangguan jiwa lainnya. Ansietas dikenal sebagai gangguan kecemasan, gangguan ini akan sangat sulit disembuhkan tanpa adanya bantuan dari sekitar. Kecemasan yang dialami oleh penderita gangguan jiwa ini bukan merupakan kecemasan yang biasa, namun kecemasan yang muncul tanpa adanya alasan yang jelas. Bahkan si korban pun menyadari hal itu konyol tetapi ia tidak bisa melakukan apapun atas rasa cemas tersebut. Ciri fisik yang dapat dilihat oleh si korban adalah keringat dingin, mual, deg-degan yang berlangsung lama dan mengganggu kehidupan. Sebenarnya, rasa cemas merupakan hal yang normal, tetapi hanya untuk waktu-waktu tertentu saja. Perlu diperhatikan, bila si korban mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan sehari-hari dan besarnya pengaruh gejala ansietas terhadap kemampuan belajar, bekerja, sosialisasi, dan tugas sehari-hari.

Bentuk gangguan jiwa lainnya adalah bipolar. Kebanyakan orang memahami bipolar sebagai kepribadian ganda, namun nyatanya bipolar bukanlah sebuah gangguan jiwa berbentuk kepribadian ganda ataupun mood swing, bipolar merupakan sebuah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya perubahan mood yang berubah sangat signifikan. Bipolar memiliki dua fase, yaitu fase manik dan fase depresi. Pada umumnya, penderita bipolar akan mengalami fase depresi dalam jangka waktu tertentu, setelah itu memasuki fase manik. Ketika seseorang tengah mengalami fase manik akan sangat berbahaya untuk sekitarnya, dikarenakan seseorang yang tengah mengalami fase manik akan sangat mudah tersulut emosinya, bahkan ia tidak segan untuk melukai orang sekitarnya. Fruktuasi mood tidak disebabkan oleh lingkungan, biasanya disebabkan oleh segala hal yang tiba-tiba terbersit dalam benaknya, oleh karena itu penyebab dari bipolar ini akan sangat random. Tergantung dari setiap individunya.

Perlu diperhatikan pula, perbedaan antara bipolar, kepribadian ganda, dan mood swing. Kepribadian ganda (multiple personality disorder) sendiri sebenarnya merupakan bentuk dari adanya perubahan kepribadian yang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan hanya orang sekelilingnya yang dapat menyadarinya. Sedangkan bipolar merupakan perubahan mood yang sangat tinggi dan disadari oleh si korban, ia mampu menjelaskan sendiri dan bentuknya pun lebih pada fase-fase. Untuk mood swing, ini adalah hal normal yang biasa terjadi, khususnya pada wanita.

Gangguan kejiwaan lainnya adalah skizofrenia, atau bisa kita kenal dengan sebutan “dia dan imajinasinya”, dikatakan demikian karena penderita skizofrenia seringkali memiliki dunianya sendiri yang ia yakini nyata, sedangkan di mata orang lain hal yang ia yakini adalah suatu bentuk dari halusinasi. Ditandai dengan adanya halusinasi dan delusi, yang bisa dirasakan melalui melihat, mendengar, mencium, merasakan yang tidak ada pada kenyataannya. Hal ini diakibatkan karena adanya faktor genetik yang kuat. Lalu, karena adanya mutasi atau perubahan pada susunan genetik atau DNA. Disebabkan pula oleh gangguan pada sinyal saraf dopamin (saraf yang mengatur perasaan untuk senang), dan ini dapat dilakukan penyembuhan dengan pemberian obat, lalu faktor gizi dan nutrisi pada usia awal perkembangan individu. Sayangnya, banyak dari korban skizofrenia yang mengalami pelecehan sosial, karena seringkali dihakimi sebagai seseorang yang “gila”.

Selain skizofrenia, gangguan kejiwaan lainnya adalah adiksi atau dikenal dengan sebutan kecanduan. Stigma dari masyarakat adalah seseorang yang mengalami kecanduan dikarenakan ketidakinginan seseorang untuk dapat berhenti dari ketergantungan obat-obatan. Namun nyatanya, seseorang yang telah mengalami kecanduan ini sudah bukan lagi karena keinginan dirinya, melainkan sebuah tuntutan dari otaknya yang menginginkan obat-obatan tersebut. Seseorang menjadi kecanduan akan sesuatu hal karena adanya perubahan fungsi otak, di mana otak yang telah terbiasa oleh obat-obatan akan mengakibatkan penurunan fungsi saraf dopamin, karena dopaminnya yang rendah ini, maka otak segera memerintahkan dirinya untuk langsung mencari obat-obatan yang mampu meningkatkan dopaminnya. Selain itu, pengaruh dari perkembangan korteks prefontal, korteks ini berada di paling depan kepala manusia, otak ini memiliki perkembangan yang paling lama dibanding yang lainnya. Otak ini membantu pendewasaan seseorang sehingga dapat memilih sesuatu dan mampu mengendalikan diri. Oleh karena itu gangguan kejiwaan berupa adiksi ini sangat rentan untuk usia muda. Banyak faktor yang mengakibatkan seseorang menjadi kecanduan, antara lain tingkah laku agresif dini, over protektif dari orang tua, kurangnya pengawasan, dan juga lingkungan.

Melihat berbagai macam gangguan jiwa yang dapat muncul pada siapa saja, penting rasanya kita untuk mulai peduli terhadap lingkungan sekitar kita, bantu mereka yang terlihat membutuhkan bantuan khususnya dalam hal kesehatan mental. Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki masalahnya masing-masing dan setiap permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik ketika setiap individu memiliki mental yang baik pula. Untuk mengetahui lebih dalam terkait kesehatan mental, dapat follow akun instagram @mind.doctors.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *