Pendidikan di Mata Anak Muda

Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, dan pendidikan budi pekerti harus mempergunakan syarat yang selaras dengan jiwa kebangsaan menuju sesucian, ketertiban, dan kedamaian lahir batin. 

Arti dan maksud dari pendidikan itu sendiri, seperti dikutip dalam buku Ki Hajar Dewantara (Pendidikan I) Perkataan “Pendidikan” dan “Pengajaran” itu seringkali dipakai bersama-sama. Sebenarnya gabungan kedua perkataan itu dapat mengeruhkan pengertian yang aseli. Ketahuilah bahwa yang dinamakan “pengajaran” (on derwijs) itu tak lain dan tak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Lebih jelasnya, pengajaran itu tak lain ialah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan, serta juga memberi kecakapan kepada anak- anak, yang keduanya dapat berfaedah bagi hidup mereka kelak, baik lahir maupun batin. 

Pendidikan (opvoeding) secara umum adalah tuntunan didalam hidup. Tumbuhnya anak- anak menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak itu agar mereka, sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat, dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi- tingginya. 

Pada zaman lampau, saat Belanda dan Jepang menjajah Indonesia, rakyat Indonesia sudah membuktikan dengan cukup insyaf dan berani serta ikhlas untuk melaksanakan penggempuran dan pembangunan di dalam alam pendidikan. Ada seseorang yang mengira, bahwa di dalam negara kita yang kini sudah merdeka, tidak ada tempat lagi untuk inisiatif partikelir dalam usaha pendidikan dan pengajaran. Ini tentu saja salah. Negara kita merupakan Negara yang berdasarkan kedaulatan rakyat. Ini berarti bahwa “tiap- tiap aliran hidup, baik yang berdasarkan ideologi kebatinan maupun kemasyarakatan, berhak untuk mewujudkan cita- citanya. Didalam Undang- Undang Dasar negara- negara demokratis, selalu ada peraturan tentang kebebasan pengajaran dibawah pengawasan pemerintah. Hanya negeri- negeri fasis yang terkadang melarang pengajaran partikelir, atau membatasi secara diktatorial sehingga mengikat kemerdekaan rakyat.”

Diferensiasi pendidikan sepertinya akan mulai terlihat pada 2021, dimana pemerintah menerapkan belajar merdeka. Belajar yang tidak hanya melihat homogenitas peserta didik namun mampu berkolaborasi dan menghargai heterogenitas didalamnya. Paradigma masyarakat Indonesia seringkali melihat bahwa peserta didik dianggap pandai hanya dari nilai yang diperoleh setelah melaksanakan sebuah ujian. Sepertinya tes dalam selembar kertas mampu mengukur kepandaian seseorang. Ini seperti menfilter siswa yang pandai dengan cara disama ratakan dengan selembar kertas dengan soal yang sama.

Namun paradigma ini semakin ditinggalkan seiring berkembangnya kemajuan teknologi dan bermunculannya beberapa sekolah mandiri, seperti Homeschooling, dan Sekolah Online. Orang tua dan masyarakat mulai sadar bahwa setiap individu mempunyai cara tersendiri dalam belajar. Kemerdekaan dalam belajar harapannya mampu mengubah paradigma lama tersebut, karena dari beberapa narasumber anak muda yang saya wawancarai, hampir semuanya mengatakan bahwa pendidikan akan menghasilkan sebuah tujuan yang dibuat dari pendidikan tersebut. 

Seperti di kutip dari beberapa anak muda yang mengatakan bahwa pendidikan itu :

“Makna Pendidikan bagi aku sekarang adalah yang utama dari yang utama. Dengan Pendidikan yang baik, kita bisa melawan kemiskinan, kejahatan, karena melalui pendidikanlah seseorang itu bisa belajar dan memahami apa yang baik dan buruk. Pendidikan adalah emas dan seharusnya emas ini didapat oleh semua kalangan. Pendidikan yang baik mencerminkan bangsa yang baik pula.” ( Gaby ) 

“Bagi saya sebagai anak muda, pendidikan begitu penting yang utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan ‘Siapakah Aku?’. Banyak anak muda masa kini terlalu fokus menjawab pertanyaan yg bersifat keluar dari dirinya, sehingga lupa aspek inner yg ada dalam diri Pendidikan menjadi peran penting untuk menemukan siapa saya di tengah-tengah masyarakat global. Melalui pendidikan juga, anak muda tidak hanya sebatas menambah pengetahuan, tetapi memahami pembentukan karakter yg ada dalam diri. Oleh karena itu, ketika anak muda sudah siap menjawab dan memahami pertanyaan mengenai ‘siapakah aku?’, maka mereka akan siap dengan tantangan global. Mereka tidak akan merasakan kesulitan bila menemukan problem mengenai aspek kemanusiaan, moralitas, dan lainnya karena mereka telah siap. Jadi, makna pendidikan bagi saya adalah pendidikan memiliki peran tidak hanya untuk memberi jawaban atau solusi mengenai realitas yg ada, tetapi masuk lebih dalam lagi yaitu menyentuh pribadi humannya. Pendidikan mampu memberikan topangan bagi SDM (Sumber daya manusia) bagi anak muda utk menjawab ‘Siapakah aku’. Dengan bisa mengenali/refleksi diri melalui pendidikan, maka anak muda siap mengenali realitas dan saling berbagi hal positif bagi anak muda lainnya. Sangatlah sulit membantu bangsa ini jika setiap pribadi belum mengenal dirinya sendri. Peran pendidikan sangat membantu KESADARAN anak muda dengan pertanyaan ‘Siapakah aku?’ terlebih dahulu.” ( Sagradoz )Pendidikan mampu memberikan topangan bagi SDM (Sumber daya manusia) bagi anak muda utk menjawab ‘Siapakah aku’. Dengan bisa mengenali/refleksi diri melalui pendidikan, maka anak muda siap mengenali realitas dan saling berbagi hal positif bagi anak muda lainnya. Sangatlah sulit membantu bangsa ini jika setiap pribadi belum mengenal dirinya sendri. Peran pendidikan sangat membantu KESADARAN anak muda dengan pertanyaan ‘Siapakah aku?’ terlebih dahulu.” ( Sagradoz )

“Makna pendidikan bagi saya adalah, ketika semua orang, baik generasi muda maupun yang sudah tidak lagi muda, bisa lebih membedakan mana yang baik dan benar, dengan mana yang tidak baik. Pendidikan bagi saya, ketika semua kalangan bisa saling menghargai perbedaan satu dan lainnya, memiliki pikiran yang lebih terbuka, bisa menerima perubahan dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pendidikan tidak hanya dilihat dari segi intelektualitas, tetapi juga dari segi spiritual, dan emosional. Menjadi seseorang yang berpendidikan adalah yang bisa menyelaraskan ketiga hal tersebut sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik.” ( Cornelius Fivtria Yuwana Putra )

“Pendidikan itu jalur mencari hal-hal yg akan berguna untuk kehidupan kedepannya, baik itu proses belajar sesuatu yg baru, belajar dari kesalahan, dan belajar dari lingkungan. Semua itu akan membentuk karakter dan keahlian kita, baik sekarang maupun nanti.” ( Aji Prastowo )

“Pendidikan untuk menambah kemampuan INTELEGENSI seperti salah satu dari ini (keilmuan, pendalaman profesi contoh dokter, teknik, arsitek, matematika), EMOTIONAL (attitude, sympaty, empathy, kritis, gerakan peduli sosial, berani berAKSI ,tidak hanya jadi manusia nyinyir). Spiritual (keagamaan, peduli sesama umat).” ( Agus Dharma )

Article by Mastin Rusmala

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *